Logo Matahari Sakti

PT MATAHARI SAKTI

jumbotron image

Kenali Alergi Pada Hewan Kesayangan Anda

14 Juli 2023 15:26

    Seringkali jika kita menjumpai hewan kesayangan kita menggaruk secara berlebihan karena gatal, kita langsung beranggapan bahwa hal tersebut disebabkan karena alergi makanan. Kali ini kita akan membahas lebih dalam lagi mengenai alergi khususnya alergi makanan.

 

    Reaksi alergi tidak hanya dapat disebabkan karena makanan, melainkan alergi juga dapat disebabkan antara lain karena gigitan pinjal (Flea Allergic Dermatitis), kontak langsung kulit dengan bahan allergen (Contact Allergies) dan alergi terhadap lingkungan (Environmental allergies).

 

    Semua reaksi allergi di atas dapat menimbulkan gejala klinis yang sama. Gejala klinis yang sering muncul akibat dari reaksi alergi adalah reaksi pada kulit. Biasanya menyebabkan gatal yang luar biasa bagi anjing atau kucing sehingga dapat diamati mereka akan menggaruk kulit secara berlebihan. Namun perlu diwaspadai bahwa ternyata masih banyak penyakit lain yang dapat menyebabkan masalah gatal pada kulit seperti kutu, tungau dan jamur. Sebelum kita menduga bahwa anjing/ kucing kita gatal karena alergi, kita harus memstikan terlebih dahulu bahwa anjing dan kucing kita bebas kutu, tungu dan jamur. Selain masalah pada kulit, Alergi juga menyebabkan masalah infeksi berulang pada telinga. Biasanya dengan pengobatan masalah akan hilang namun jika masalah tersebut sering muncul kembali maka perlu dicurigai ada reaksi alergi pada hewan.

 

Flea Allergic Dermatitis

    Alergi dapat disebabkan karena saliva atau air liur dari pinjal pada saat menggigit. Kejadian ini sering ditemukan pada hewan kucing. Hewan yang alergi terhadap gigitan pinjal dapat merasakan gatal yang sangat berlebihan meskipun tudak terlihat pinjal pada kulit anjing. Jika terdapa alergi, 1 gigitan saja dari pinjal dapat menyebabkan tubuh bereaksi secara berlebihan.

 

Contact Allergies

    Allergi terhadap kontak langsung dengan kulit biasanya disebabkan karena adanya kontak langsung kulit dengan bahan-bahan allergen seperti sabun pembersih lantai. Kontak alergi lebih sering ditemukan pada anjing karena pada beberapa anjing masih terdapat area tubuh yang tidak ditumbuhi bulu seperti pada perut. Biasanya reaksi alergi jenis ini menimbulkan kemerahan pada area spesifik dimana kulit dapat bersentuhan langsung dengan allergen, namun kondisi kulit yang ditumbuhi bulu masih terlihat normal.

 

Food Allergies

    Alergi terhadap makanan merupakan reaksi alergi yang paling banyak dijumpai dibandingkan reaksi alergi jenis lain. Alergi makan merupakan salah satu reaksi tubuh terhadap makan. Reaksi terhadap makanan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Intoleransi dan Alergi. Dua reaksi ini sering kali dianggap sebagai hal yang sama namun pada dasarnya memiliki prinsip yang berbeda. Intoleransi terhadap makanan dimana makanan tidak dapat ditoleransi oleh tubuh sehingga menyebabkan gejala utama diare atau muntah tetapi tidak berhubungan dengan respon imun tubuh. Sedangkan Alergi terhadap makanan adalah reaksi dimana protein didalam makanan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh sehingga mengaktifkan respon imun untuk menyerang protein tersebut dengan reaksi inflamasi. Respon imun normalnya adala reaksi untuk pertahanan tubuh terhadap benda asing seperti bakteri dan virus. Seharusnya protein dalam makanan tidak dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Oleh karena itu bisa dibilang bahwa Alergi terhadap makanan terjadi karena terdapat kelainan pada respon imun tubuh.

 

    Alergi terhadap makanan sifatnya adalah individual dimana masing-masing hewan dapat memiliki reaksi yang berbeda-beda. Selain faktor individual, juga terdapat faktor predesposisi yang lain seperti genetic dan ras. Yang dimaksud dengan faktor predisposisi adalah terdapat kecenderungan Alergi makanan terjadi karena faktor ini. Contoh, Anjing dengan ras French Bulldog dan Boxer cenderung banyak yang memiliki masalah alergi makanan. Selain bersifat individual, reaksi alergi ini pun juga tidak diketahui penyebabnya dan dapat muncul dan hilang dengan sendirinya. Berikut ini merupakan beberapa gejala klinis yang sering disebabkan karena reaksi alergi terhadap makanan.

 

Kulit

- Kulit kering dan bulu kusam

- Kebotakan atau bulu rontok

- Pyoderma (Infeksi & Radang pada kulit)

Telinga

- Erythema (kemerahan pada telinga)

- Otitis (radang & infeksi)

- Exudate (cairan atau kotoran pada telinga)

Pencernaan

- Diare

- Muntah

 

    Makanan apa saja yang dapat menimbulkan Alergi? Alergi dapat timbul terhadap semua bahan makanan yang proteinnya dianggap asing oleh tubuh baik dari sumber protein nabati maupun protein hewani. Oleh kerena itu menjawab pertanyaan utama dalam artikel ini apakah Ayam dapat menyebabkan Alergi? Jawabannya adalah belum tentu. Jika kebetulan tubuh bereaksi terhadap protein ayam maka dapat menimbulkan reaksi alergi, namun tidak pada semua hewan. Ayam sering kali dianggap menyebabkan Alergi terutama pada anjing sehing tidak jarang orang memberikan saran untuk menghindari pemberian ayam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Verlindeen et al, 2006 ayam merupakan sumber protein hewani yang tidak terlalu banyak memicu alergi. Protein dari daging sapi lebih banyak menyebabkan alergi dibanding dengan ayam.

 

    Selain dari protein hewani, tubuh juga bisa bereaksi terhadap protein nabati seperti pada nasi, jagung, kentang dan lain-lain. Oleh karena itu sebagai pemilik kita harus cermat mengamati hewan kesayangan kita. Jangan terburu-buru untuk menyimpulkan ayam sebagai sumber alergi. Satu-satunya cara mengatasi alergi adalah dengan menghindari makanan  yang dapat memicu reaksi tersebut. Oleh karena itu kita harus jeli dan telaten dalam mencari penyebab alergi. Biasanya metode yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Trial and Eror. Pemilik dapat mencoba mengganti pakan dan mengamati secara langsung apakah masih menimbulkan masalah. Jika Maslah kulit maupun telinga masih muncul maka perlu diganti dengan makanan lain yang tidak menimbulkan masalah pada kulit dan telinga. Pengobatan suportif tetap perlu diberikan untuk mengatasi gejala klinis yang timbul, seperti steroid dapat diberikan untuk mengontrol inflamasi dan kegatalan. Jika infeksi sekunder tetap harus diberikan antibiotic. Namun selama masalah utama penyebab alergi tidak dihindari maka gejala klinis dapat muncul berulang.

 

Share

    PT. MATAHARI SAKTI © 2023