Logo Matahari Sakti

PT MATAHARI SAKTI

jumbotron image

Peluang dan Tantangan Dalam Budidaya Lele

14 Juli 2023 13:11

    Tidak bisa dipungkiri, seiring dengan meningkatnya permintaan lele konsumsi oleh masyarakat, maka usaha budidaya lele terus tumbuh dan berkembang. Masyarakat semakin menggemari makan ikan. Masyarakat juga semakin cerdas dalam memilih makanan sehat. Ikan menjadi pilihannya, ikan lele-pun ikut terdongkrak.

 

    Dengan penduduk sekitar 250 juta jiwa, dan dikaitkan dengan naiknya 'demand' maka memberikan peluang bagi pelaku bisnis per-lele-an. Masyarakat membutuhkan lele yang dipelihara dengan tata kelola budidaya yang benar, dan diberikan pakan yang baik dan tepat sehingga ikan yang dihasilkan lebih sehat dan hasil olahannya lebih lezat rasanya.

 

    Berapa lama mebesarkan ikan lele? Jika menebar benih lele dengan ukuran 3-5 cm maka akan panen dalam waktu sekitar 2,5. Tidak membutuhkan waktu yang lama seperti ikan lainnya. Usaha ini tidak membutuhkan areal yang luas. Di lahan yang terbatas bisa untuk bididaya lele. Dengan menggunakan kolam yang beralaskan plastik terpal atau HDPE/LDPE. Sumber air tidak terlalu sulit, bisa menggunakan air sumur atau air dari PDAM. Budidaya saat ini tidaklah mahal. Ada teknologi budidaya lele yang berkembang di masyarakat, apakah dengan cara alami (natural water system), ada teknologi bioflok, atau dengan sentuhan probiotik agar kualitas air dapat terjaga dengan baik. Ikan lele nyaman dan sehat. Usaha ini bisa memberdayakan para ibu rumah tangga untuk merawatnya.

 

    Bagaimana dengan produktivitasnya? Kita sering menjumpai pembudidaya ikan di kolam tanah dengan sungai sebagai sumber airnya. Mereka menggunakan pada tebar 50-100 ekor per m2. Ada juga yang menggunakan kolam beton sebagai kolam pembesaran, padat tabar bisa mencapai 250 ekor per m2. Sekarang ini berkembang dengan kolam berbentuk bulat, diameter 2,5 m dengan dasar plastik terpal. Dengan teknologi budidaya yang terkini, pelaku budidaya ada yang menebar hingga kepadatan 500-1000 ekor per m3. Jika mau bermain dengan padat tebar tinggi maka pelaku budidaya harus memahami pengendalian kualitas air. Tidak sulit, tetapi perlu kesungguhan. Tidak lagi perlu sering ganti air karena ada teknologinya agar ikan lele tetap nyaman seperti di alam.

 

    Harga ikan lele selalu bervariasi, tergantung di wilayah mana lele dibudidayakan. Pada bulan April 2015, harga ikan lele di Jawa barat berkisar Rp 15.000-16.000 per kg size konsumsi 8-12 ekor per kg. Di Surabaya, dengan ukuran yang sama dengan harga Rp 13.500- Rp 14.000. Bahkan pada beberapa wilayah mendekati harga di Rp 20.000 per kg. Berapa biaya produksinya? jika yang dihitung adalah biaya langsung untuk produksi, biaya pokok produksi budidaya lele berkisar Rp 10.000 – Rp 12.000. Artinya, pada bulan April ini, pembudidaya bisa memperoleh margin keuntungan diatas 30%.

 

    Dalam bisnis per-lele-an ini juga menghadapi tantangan. Sekitar 15 tahun yang lalu, memelihara ikan lele membutuhkan waktu sekitar 60 hari dengan capaian size yang sama. Tetapi, saat ini memelihara membutuhkan waktu lebih panjang, 2,5 hingga 3 bulan. Mundurnya waktu pemeliharaan ikan lele lebih utama disebabkan oleh faktor menurunnya genetik ikan lele. Kehadiran lele strain Sangkuriang dan Masamo yang secara konsisten berbenah di pengelolaan broodstock (calon induk), sangat membantu budidaya lele. Yang lebih penting adalah pihak pemerintah dengan balai besar-nya, membuat terobosan perbaikan genetik. Hanya pemerintah yang punya fasilitas, ahli genetika, dan punya kelebihan uang. Jika pemerintah tidak melakukan inovasi & terobosan baru, bukan tidak mungkin memelihara ikan bakal lebih lama. Semakin lamanya budidaya ikan akan semakin memberikan beban biaya produksi.

 

    Citra ikan lele memang tidak sebagus ikan nila atau ikan patin. Tetapi kehadiran para pengusaha muda untuk lele, membuat citra lele semakin bagus. Tinggal pemerintah daerah harus turun lapangan agar tahu bahwa mereka melakukan pekerjaan budidaya dengan cara yang makin maju. Pelaku budidaya sudah melibatkan probiotik dan pemantauan kualitas air. Pemerintah harus berani menegur, bahkan melarang jika ada masyarakat atau pengusaha yang melakukan cara budidaya lele yang tidak benar dan tidak sehat.

 

    Dalam bisnis lele, yang tidak kalah pentingnya adalah pembeli lele, sering disebut bakul. Orang tengah atau middleman seperti bakul tersebut harus bisa bekerjasama untuk kepentingan jangka panjang. Sudah saatnya menimbang ikan lele dengan timbangan yang telah di-tera dengan baik, bila perlu dengan timbangan digital. Dengan cara tersebut, pelaku usaha lebih akurat dalam menjalankan bisnis tersebut. Persoalan potongan harga (diskon) atas pembelian lele, itu bisa didiskusikan. Sesuai dengan perhitungan yang wajar atas susutnya (berkurangnya) bobot ikan selama transportasi menuju konsumen. Dengan cara menang-menang (win-win solution) maka bisnis akan bisa lestari (berkelanjutan). Kenapa banyak bakul ikan yang tidak bisa langgeng bisnisnya, mungkin karena permainannya kurang fair!

 

    Yang paling kencang dikeluhkan adalah mahalnya harga pakan ikan lele. Memang benar bahwa pakan memberikan konstribusi biaya yang tinggi hingga 70%, tetapi memang untuk pertumbuhan. Sebab jika pakannya tidak tepat makan ikan lele-nya akan sombong, hanya kepalanya yang besar, ikannya kurus dan rasanya tidak gurih (bahasa jawa-nya 'sepo'). PT. Matahari Sakti sebagai salah satu produsen pakan terkemuka, terus melakukan inovasi. Termasuk mendirikan perusahaan untuk membuat bahan baku yang berorientasi pada kualitas dan kelangkaan bahan baku.

 

    Pakan mahal harus diterjemahkan dengan benar, bukan karena proteinnya tinggi. Pelaku budidaya ikan sudah banyak yang paham, protein yang terlalu tinggi tidak menjamin pakannya selalu bagus. Pakan yang mahal harus diterjemahkan sebagai pakan dengan kualitas nutrisi yang baik. Oleh karena itu, banyak pembudidaya memilih pakan MS karena kualitasnya, seperti Pakan lele merek Prima Feed LP atau PREO-130. Dengan pakan tersebut akan mendapatkan konversi pakan (FCR = Feed Conversion Ratio) yang tepat. Untuk mencapai FCR yang bagus, dibutuhkan kalkulasi dan cara pemberian pakan yang sesuai kebutuhan. Banyak pelaku budidaya, walaupun dengan harga pakan yang lebih mahal, tetapi dipilih karena kualitasnya.

 

    PT. Matahari Sakti, memiliki pakan lele dengan 2 brands, yaitu Prima Feed – LP dan PREO-130. Dalam waktu dekat ini, MS akan meluncurkan pakan baru untuk lele dan patin. Merek Sinar Intan kode PL. Pakan ini baru dan akan diluncurkan pada bulan Mei 2015, sesuai standard SNI yaitu protein minimal 25%. Dari hasil uji coba dari team R&D, menunjukkan hasil yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada segmen pasar tertentu, dengan padat tebar dibawah 150 ekor per m2.

 

    Tantangan berikutnya adalah harga ikan yang fluktuatif. Ini sebuah hukum alam tentang supply and demand. Jika pasokan barang berlimpah maka akan mempengaruhi harga pasar (cenderung harga murah), demikian sebaliknya. Berlaku juga untuk ikan lele. Itupun hanya terjadi karena daya beli masyarakat yang menurun. Terjadi pada bulan-bulan tertentu, seringnya di bulan Juli, terutama jika masyarakat mengutamakan belanja terkait pendidikan. Jika pada saat harga ikan turun, pelaku budidaya yang konsisten di bisnis akan tetap bekerja. Tetapi bagi pembudidaya yang bisnis budidaya sebagai sambilan, biasanya istirahat sementara. Biasanya tidak lama bakal bangkit lagi.

 

    Oleh karena itu, siapapun yang masuk dalam dunia bisnis, tetap harus memiliki jiwa entrepreneur, yaitu tahan uji, penuh perhitungan, berani mengambil resiko, dan mengelola bisnis secara benar dan terencana. Jika sebuah bisnis apapun yang manajemen-nya amburadul maka pelakunya akan sulit survive dan rentan pada kegagalan. Bagi pelaku bisnis lele, didepan sudah tampak jelas peluangnya semakin bagus. Jaga pikiran kita seperti gelas setengah kosong (hanya isi separuh air) yaitu pikiran yang mau menerima informasi baru, mau belajar, dan mampu melakukan perubahan. Dunia bisnis selalu ada perubahan (change) dan kita harus siap. Ayo pelanggan MS untuk bersama-sama menuju keberhasilan!!!

 

Share

    PT. MATAHARI SAKTI © 2023