Logo Matahari Sakti

PT MATAHARI SAKTI

jumbotron image

Lele, Ikan Bersungut Yang Naik Kelas

14 Juli 2023 10:48

    Judul ini tidak ada kaitannya dengan ujian nasional yang setiap tahun dikontroversikan, tetapi berkaitan “gengsi lele”. Makanan dengan bahan dasar lele kian diminati masyarakat. Tak bisa dipungkiri, para stakeholders, baik pemerintah maupun swasta telah berhasil mengangkat citra lele di mata masyarakat.

 

    Pada era Pak Fadel Muhammad menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, produksi lele meningkat pesat. Apalagi saatitu juga didukung oleh Ibu Ani Yudoyono, istri Pak SBY – mantan presiden kita. Bu Ani telah bercerita bahwa sejak kecil sudah gemar makan ikan lele. Sehingga tahun 2014 produksi ikan lele mencapai 639 ribu ton (sumber DJPB). Masyarakat-pun semakin sadar akan kesehatannya. Mereka harus memilih makanan sehat, berasal dari ikan.

 

    Kini, makanan berdasar lele telah menyebar. Saking larisnya ada pihak yang mencoba menyelundupkan ikan lele dari negara tetangga. Sekitar 20 tahun yang lalu, makanan lele memang hanya disukai oleh masyarakat asal Jawa. Jika masyarakat Jawa menyebar ke berbagai wilayah, maka di daerah itu akan munculpermintaan lele untuk lauk pauk. Kini, tidak lagi dikonsumsi orang Jawa, tetapi semua etnis di tanah air sudah gemar makan lele. Kalau Anda berkunjungan ke Sumatra Utara, pembudidaya ikan dari etnis Batak maupun Chinese. Kalau Anda ke Sumatra Barat, tentu disana banyak pembudidaya ikan lele dari etnis Padang. Ikan tidak lagi mengenal batas wilayah maupun agama. Bahkan perikanan bisa menjadi perekat bangsa, yakni bangsa Indonesia dengan Bhineka Tunggal Ika.

 

   Demikian juga kolam pemeliharaan. Ikan lele sudah dibudidayakan pada tempat yang bersih dan sehat. Bahkan, ikan lele dipelihara dekat kamar tidur atau dekat tempat makan, tidak ada bau yang mengganggu karena teknologi pemeliharaan yang semakin maju. Kolam ikan bisa berasal dari kolam terpal, kolam beton, dan kolam tanah. Cara memelihara lele yang higienis harus terus diekspos. Fenomena saat ini, jika ada lele yang dipelihara dengan cara yang tidak benar, lele-nya tidak laku. Pembeli (bakul) tidak mau membelinya.

 

   Pemerintah harus mendorong masyarakat agar pembudidaya ikan memberikan pakan yang baik. Bukan malah memberikan saran dengan pakan alternative. Kalau semua pihak berpikir maju dan berorientasi pada konsumen, maka bisnis lele tidak akan menjadi masalah. Selanjutnya kita pikirkan bersama untuk pernak-pernik pemasarannya. Pemerintah secara konsisten melalui program Gemarikan telah berhasil mendongkrak konsumsi makan ikan nasional. Namun demikian harus terus ditingkatkan. Bukan lagi dalam tataran promosi BTL (Below The Line), sudah saatnya menggunakan strategi promosi dengan saluran ATL (Above The Line). Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan terobosan dengan program promosi makan ikan di media elektronik. Iklan advertorial belumlah cukup. Gempuran produk non-ikan masih kencang. Jika strategi promosi tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah, ataupun oleh para pengolah ikan, tentu hasilnya akan luar biasa. Kita tunggu inovasi pemasaran dari mereka!

 

    Orang sudah mengenal lele karena masakan lele rasanya gurih, empuk dan lezat. Jika lele menggunakan pakan produksi PT. Matahari Sakti, rasanya lebih gurih dan bergizi. Silahkan dibuktikan sendiri. Selain itu, sebagian besar dari masyarakat kita belum banyak yang memahami gizi ikan lele. Pada daging ikan lele mengandung 0,333 gram omega-3, EPA (0.1g), DHA (0.137g), dan ALA (0.096g), dan kandungan lain yang bermanfaat bagi tubuh kita. Omega-3 untuk proses perkembangan otak pada janin dan penting untuk perkembangan fungsi syaraf dan penglihatan pada bayi. Mengandung serat protein yang pendek sehingga mudah di cerna. Kaya akan asam amino seperti taurin untuk merangsang pertumbuhan sel otak balita. Vitamin D dalam daging lele untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang. Vitamin B12, untuk pembentukan sel darah merah. Selenium untuk membantu metabolisme tubuh dan sebagai anti oksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas.

 

    Selain gizinya lengkap, di pasar tidak lagi tersaji hanya satu menu pecel lele, tetapi diversifikasi produk olahan lele terus berkembang. Pada berbagai rumah makan atau oleh-oleh makanan khas daerah, Anda akan menemukan mangut lele, pindang lele, lele asap, abon lele, steak lele, fish nugget asal lele, fillet lele. Dalam berbagai lomba masak, bahan dasar ikan lele sudah sering ditampilkan oleh para chef bertaraf internasional sehingga penampilan ikan lele sangat atraktif, dengan harga 4-5 kali lipat dari harga pecel lele di mall. Bertumbuhnya outlet makanan dengan dasar lele, kita bisa lihat di berbagai kota besar, atau merambah di kota-kota kecil sudah berkembang rumah makan lele. Masakan ikan lele bukan hanya di kaki-lima, tetapi sudah masuk mall kelas menengah atas, dan tersedia di hotel berbintang. Ayo semua pihak bergerak, tahun 2015 momentum yang tepat untuk mendongkrak pasar ikan lele.

 

Share

    PT. MATAHARI SAKTI © 2023